Kamis, 18 April 2013

Menata Hati

         
  
Berulang kali hati ini mencoba tuk menata hati, tapi pada akhirnya hati ini hancur luluh layaknya puzzle yang sudah tertata rapi. Pada perjalanannya tetap saja rapuh, sholat dan sabar selalu di tegakkan agar keistiqomahan ini tetap terjaga.      

            Menata hati ketika ujian jodoh belum juga datang, sungguh amat menyesakkan. Tentu itu bagi orang-orang yang imannya kurang di charge. Jujur dalam waktu terakhir ini ana selalu mengingatnya sosok orang yang jauh disana. Bukan untuk memuji tapi, jujur dalam hati yang terdalam ketika sosoknya hadir walopun Cuma sekali tetap saja sosoknya itu susah untuk di hilangakan.
            Ya robb…..
Ana bisa nangis ketika mengingatnya, bukan karena apa-apa karena ana sempat menyamapikan kalo ana bener-bener mengharapkan sosok yang bisa menuntun agar di jalanNya. Ana bener-bener merindukan sosok yang bisa menuntunku ke JannahNya kelak.
            Subhanalloh…..Ketika undangan walimahan silih berganti berdatangan, jujur dalam hati kecilku bertanya “Kapan ana bisa menyusul tuk menyempurnakan separoh agama seperti mereka???” ah….mungkin hanya tuk menghiburku “KETIKA KAMU MENGINGINKAN SESUATU, tapi ALLAH BERKATA TUNGGU!!!!” . Allah sedang melihat kesabaranku , seberapa jauhkah kita bisa menjalani cobaan ini????

            Hati kecil ini selalu meyakini, kalau jodoh itu pasti ada entah itu di dunia ataupun di akhirat kelak. Bukannya mau sok alim, atau sok pilih-pilih ketika para ihkwan datang tuk menjelaskan kedatanganya dan kesungguhannya untuk meminang selalu hati ini belum mantap. Istikharahpun belum bisa meyakinkan kalao sosok ikhwan itu adalah yang terbaik Allah berikan atau  bukan hati ini sungguh bingung.
            Sama dengan para orangtua yang lain, ketika anak gadisnya sudah cukup untuk memasuki jenjang pernikahan tetapu belum ada juga sosok ikhwan yang pas di hati, selalu membuat ana tertekan “Jangan pilah pilih ndooo’….nanti malah kamu yang salah pilih!!!!”. Itu kata-kata ibu yang slalu buat ana menangis. Ana tidaj pilah-pilih Mii……JUJUR ANA PENGEN PUNYA SUAMI YANG BISA MENGANTARKAN ANA KE JANNAHNYA KELAK, BUKAN KE NERAKANYA. Ana  pengen mempunya suami yang sekufu, yang sama-sama kita mengenal tarbiyahan halaqoh ataupun yang sejenisnya pengeeen banget Miii…. Semoga ada malaikat  yang mengaaminninya.
            Perlahan kuusap air mata ini, air mata yang tidak bisa tertahankan. Ketika orangtua menginginkan anaknya tidak boleh jodoh orang yang jauh dengan lapang dada hati ini mencoba tuk terima. Wallohua’lam…sosoknya tetap saja tidak bisa terlupakan, ketika mengingatnya kenang-kenangan berupa jaket, al qur’an kecil yang biasa di baca olehnya, buku-buku, tempat pensil dan celengan…. Itu semua bener-bener buat ana nangis. Ketika hati ini merindukannya, ana hanya bisa nangis sambil membaca al qur’an dari beliau, ketika hati ini rindu ana senantiasa memakai jaketnya. Ya Allah…ampuni hamba, cukup hanya engkau tempat meminta dan menjadi saksi tangisku di sholat malamku.

            Hati ini berdo’a ketika memang beliau adalah jodoh hamba yang enagkau pilihkan untuk hamba, ana mohon satukanlah kami. Tapi kalau bukan yang terbaik untuk hamba, tuntunlah hamba untuk mencoba mengikhlaskannya.


Ana mengucapkan banyak terimkasih, karena beliau ana sukses menghapal 1 juz ayat ql qur’an. Dan ana berharap kedepannya ana bisa mandiri tanpa didampingi oleh beliau. Ana mencoba tuk membiasakan tidak bergantung pada beliau.


Dari hati yang dhoif ini, ana mohon ma’af dan dengan linangan air mata sebagai saksi saat tulisan ini di posting.

1 komentar:

  1. subhanallah..postingan ana membuat hati ini bergetir karena apa yg dirasakan ana sama halnya apa yg kurasakan saat ini.. sejauh-jauhnya jodoh kita maka sejauh itulah kita harus berkorban dengan keikhlasan dan kesabaran jika Allah berkata saat ini tunggu maka lebih baik menunggu daripada tidak sama sekali karena jodoh itu sudah di tentukan ALLAH SWT..semoga apa yg ana harapkan menjadi kenyataan..wassalam.aldis gashali

    BalasHapus